prev next front |1 |2 |3 |4 |5 |6 |7 |8 |9 |10 |11 |12 |13 |14 |15 |16 |17 |18 |19 |20 |21 |22 |23 |24 |25 |26 |27 |28 |29 |review
Dua puluh tahun yang lalu, pencegahan epidemi HIV/AIDS merupakan sebuah tantangan yang nyata pada ilmu kesehatan masyarakat. Sampai saat ini belum ada cara efektif melawan penyakit ini. Selain itu, obat-obatan yang tersedia di pasaran saat ini belum dapat dimanfaatkan oleh semua penderita. Upaya pencegahan penyakit ini akhirnya merupakan cara yang terbaik untuk menekan terus meningkatnya kejadian penyakit dan kematian akibat AIDS. Untuk pencegahan HIV/AIDS, konseling merupakan satu-satunya cara untuk mempromosikan berbagai perubahan prilaku masyarakat. Untuk jangka panjang diharapkan masyarakat diharapkan akan mau mengadopsi perubahan prilaku yang berisiko. Konseling sangat mutlak diperlukan pada saat seseorang mulai diketahui menggidap HIV. Penderita akan merasa kehilangan harapan hidup dan tidak mampu mengambil keputusan yang bertanggung jawab tentang hidupnya. Bagi individu atau kelompok yang berprilaku risiko tinggi, mereka tidak mampu mengambil keputusan apakah akan melakukan test HIV atau tidak? Isu penting lainnya dalam penanggulangan HIV/AIDS adalah tentang menjaga rahasia penderita baik untuk keluarga atau partner seksnya. Dengan kondisi seperti itu, konseling sangat membantu penderita untuk lebih berani menerima kenyataan hidupnya setelah HIV masuk kedalam tubuhnya. Mereka dibantu agar mampu berbuat sesuatu secara berimbang. (Dr. Arun Kr. Sharma, Dehli, India). http://www.pitt.edu/~super1/lecture/lec3861/index.htm